Selasa, 01 Januari 2013

SEPOTONG SEJARAHKU


 Hallo, apa kabar semuanya?  saat ini saya adalah salah satu tenaga pengajar yang diperbantukan  di TK IDHATA  yang dikelola oleh Yayasan Dharma wanita Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso.  Saya berangkat  dengan sisa murid 4 di tahun 2010 dan sekarang sudah menjadi 27 anak di TK IDHATA.  Awal-awal saya harus mencari murid door to door dan sekarang Alhamdulillah sudah tidak lagi.sebelumnya saya pernah mengabdi  di TK Dharma wanita Curahdami dan SKB Bondowoso selama 8 tahun dan mulai diangkat PNS tahun 2008 di TKN Pembina Tlogosari. Saya sangat menyenangi anak-anak.  Banyaknya mata pelajaran di SD  seperti kita ketahui sejak kelas 1 SD anak-anak kita akan menerima mata pelajaran Bahasa Indonesia, Agama, Matematika, PPKN, Bahasa Inggris.  Jadi bukankah kita harus mempersiapkan sebelumnya dengan baik. Bukankah sebagian besar anak-anak kita menganggap belajar adalah beban?  Hal ini bisa dibuktikan betapa kurang senangnya anak-anak kita mendapat tugas dari sekolah.  Padahal  anak-anak masih suka bermain.  Dunia anak adalah bermain.  Bermain adalah hak anak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.  Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan.  Jadi apapun kegiatan anak seperti bermain ayunan, lari-larian, tebak-tebakan, tebak huruf dan kata dll, bila tidak menyenangkan anak maka bukan bermain.
Hak anak yang lain adalah hak belajar.  Semestinya pemerintah dan orang tua menyediakan sarananya agar anak-anak kita menyukai belajar yang memang merupakan haknya. Para pakar pendidikan mengatakan bahwa usia 3 s/d 6 tahun merupakan periode emas (Golden Age)  dan ada juga yang mengatakan periode kritis (critical peiode).  Hal ini menunjukkan pada periode ini sangat penting untuk memberikan stimulasi pada anak agar tumbuh kembang anak dapat berkembang secara maksimal.  Bukankah periode ini tidak bisa dikembalikan bila terlewat.
Dalam proses belajar terutama untuk kanak-kanak, setelah anak ada kemauan barulah boleh diberikan materi yang sesuai dengan kemampuan.  Tanpa keduanya proses belajar menjadi tidak efektif.  Semua kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, yaitu bermain sambil belajar.  Seluruh kegitan terdiri dari potongan tema kecil yang berkesinambungan, sehingga anak dapat dengan mudah mengikuti kegiatan bermain sambil belajar.proses pembelajaran berpusat pada anak sehingga anak menjadi subyek bermain sambil belajar bukan sebagai obyek. Boleh juga memberikan modul yang sesuai dengan anak.   Kurikulum terdiri dari program dan modul yang berisi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak.
Apabila hal ini dilakukan tentu saja akan berdampak baik bagi anak dan orang tua.  Bagi anak aspek afektif bikin lebih percaya diri, menambah sikap ingin tahu, lebih terbiasa dalam belajar, lebih memiliki motivasi untuk membaca dan belajar.  Aspek kognitif bikin anak meningkatkan daya analisa, konsentrasi, meningkatkan kecepatan berpikir, meningkatkan kemampuan dasar belajar, dan meningkatkan kreativitas.  Aspek psikomotorik dan bahasa membuat anak meningkatkan kemampuan dasar berbahasa, meningkatkan kemampuan dasar membaca dan menulis.  Bagi orang tua akan mudah mengarahkan anak, anak dapat dengan mudah memahami nasehat orang tua, malas belajar anak juga teratasi.
Bila anda guru  PAUD seyokyanya anda harus bisa menyanyi, menari, mendongeng (telling story), menggambar dan bermain alat musik sederhana seperti  angklung.  Karena di TK pada anak  semua aspek harus kembangkan. Di TK Idhata pembelajaran mengacu pada kurikulum Taman Kanak-Kanak yang disempurnakan dengan ekstra kurikuler: Bhs. Inggris, TPA, Menari, Menyanyi, angklung  dan di Didik oleh tenaga pengajar S1 yang professional dalam bidang ke TK-an. Gedung milik sendiri dengan fasilitas mainan out door and in door. 

Salam manis rindu dan sayang selalu ............

2 komentar:

  1. Jangan pernah berhenti belajar untuk bekal mengajar.... Semoga semakin sukses.. Aamiin..

    BalasHapus