Hallo,
apa kabar semuanya? saat ini saya adalah
salah satu tenaga pengajar yang diperbantukan
di TK IDHATA yang dikelola oleh
Yayasan Dharma wanita Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso. Saya berangkat dengan sisa murid 4 di tahun 2010 dan
sekarang sudah menjadi 27 anak di TK IDHATA.
Awal-awal saya harus mencari murid door to door dan sekarang
Alhamdulillah sudah tidak lagi.sebelumnya saya pernah mengabdi di TK Dharma wanita Curahdami dan SKB Bondowoso
selama 8 tahun dan mulai diangkat PNS tahun 2008 di TKN Pembina Tlogosari. Saya
sangat menyenangi anak-anak. Banyaknya
mata pelajaran di SD seperti kita
ketahui sejak kelas 1 SD anak-anak kita akan menerima mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Agama, Matematika, PPKN, Bahasa Inggris. Jadi bukankah kita harus mempersiapkan
sebelumnya dengan baik. Bukankah sebagian besar anak-anak kita menganggap
belajar adalah beban? Hal ini bisa
dibuktikan betapa kurang senangnya anak-anak kita mendapat tugas dari sekolah. Padahal
anak-anak masih suka bermain.
Dunia anak adalah bermain.
Bermain adalah hak anak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Bermain adalah suatu kegiatan yang
menyenangkan. Jadi apapun kegiatan anak
seperti bermain ayunan, lari-larian, tebak-tebakan, tebak huruf dan kata dll,
bila tidak menyenangkan anak maka bukan bermain.
Hak
anak yang lain adalah hak belajar.
Semestinya pemerintah dan orang tua menyediakan sarananya agar anak-anak
kita menyukai belajar yang memang merupakan haknya. Para pakar pendidikan
mengatakan bahwa usia 3 s/d 6 tahun merupakan periode emas (Golden Age) dan ada juga yang mengatakan periode kritis
(critical peiode). Hal ini menunjukkan
pada periode ini sangat penting untuk memberikan stimulasi pada anak agar
tumbuh kembang anak dapat berkembang secara maksimal. Bukankah periode ini tidak bisa dikembalikan
bila terlewat.
Dalam
proses belajar terutama untuk kanak-kanak, setelah anak ada kemauan barulah
boleh diberikan materi yang sesuai dengan kemampuan. Tanpa keduanya proses belajar menjadi tidak
efektif. Semua kegiatan belajar mengajar
dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, yaitu bermain sambil belajar. Seluruh kegitan terdiri dari potongan tema
kecil yang berkesinambungan, sehingga anak dapat dengan mudah mengikuti
kegiatan bermain sambil belajar.proses pembelajaran berpusat pada anak sehingga
anak menjadi subyek bermain sambil belajar bukan sebagai obyek. Boleh juga
memberikan modul yang sesuai dengan anak.
Kurikulum terdiri dari program dan modul yang berisi aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik yang diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan
anak.
Apabila
hal ini dilakukan tentu saja akan berdampak baik bagi anak dan orang tua. Bagi anak aspek afektif bikin lebih percaya
diri, menambah sikap ingin tahu, lebih terbiasa dalam belajar, lebih memiliki
motivasi untuk membaca dan belajar.
Aspek kognitif bikin anak meningkatkan daya analisa, konsentrasi,
meningkatkan kecepatan berpikir, meningkatkan kemampuan dasar belajar, dan
meningkatkan kreativitas. Aspek
psikomotorik dan bahasa membuat anak meningkatkan kemampuan dasar berbahasa,
meningkatkan kemampuan dasar membaca dan menulis. Bagi orang tua akan mudah mengarahkan anak,
anak dapat dengan mudah memahami nasehat orang tua, malas belajar anak juga
teratasi.
Bila
anda guru PAUD seyokyanya anda harus bisa menyanyi, menari, mendongeng (telling
story), menggambar dan bermain alat musik sederhana seperti angklung.
Karena di TK pada anak semua
aspek harus kembangkan. Di TK Idhata pembelajaran mengacu pada kurikulum Taman
Kanak-Kanak yang disempurnakan dengan ekstra kurikuler: Bhs. Inggris, TPA,
Menari, Menyanyi, angklung dan di Didik
oleh tenaga pengajar S1 yang professional dalam bidang ke TK-an. Gedung milik
sendiri dengan fasilitas mainan out door and in door.
Salam
manis rindu dan sayang selalu ............
Jangan pernah berhenti belajar untuk bekal mengajar.... Semoga semakin sukses.. Aamiin..
BalasHapusterima kasih atas sarannya
BalasHapus